Model Kepemimpinan Khulafaurrosyidin
Proses Pengangkatan Khulafaurrosyidin.
Nabi Muhammad saw tak mengajarkan pribadi bagaiman menentukan pemimpin sehabis ia meninggal. Secara tak langsung, Islam menyampaikan kebebasan untuk membuat model pemilihan pemimpin. Sejarah pengangkatan khulafaurrosyidin menyampaikan pelajaran berharga bagaimana cara menentukan pemimpin umat.
1. Khalifah Abu Bakar Shidiq (11-13 H / 632-634 M)
Semasa hidup nya, Nabi Muhammad saw tak pernah menitipkan pesan dan menunjuk siapa kelak yang akan menjadi pengganti dan penerus atas kepemimpinan-nya, sesampai kemudian sepeninggal ia terjadilah sedikit perselisihan dikala proses pengangkatan khalifah khusus nya antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar.
Kaum Anshar menyampaikan Saad bin Ubadah sebagai khalifah dari golongan mereka, dan Abu Bakar menyampaikan Umar bin Khatab dan Abu Ubaidah. Abu bakar menegaskan bahwa kaum Muhajirin telah di istimewakan oleh Allah Swt alasannya ialah pada permulaan Islam mereka telah mengakui Muhammad sebagai nabi dan tetap bersamanya dalam situasi apapun, sesampai kemudian pantaslah khalifah muncul dari kaum Muhajirin.
Umar bin Khattab menolak usulan dari Abu Bakar. Umar menyampaikan bahwa bawaha Abu Bakar yang pantasa menjadi khalifah dari kaum Muhajirin. Setelah melalui musyawah, disepakati bahwa Abu Bakar yang pantas menjadi Khalifah. Adapun janji tersebut alasannya ialah Abu Bakar merupakan:
a. orang pertama orang yang mengakui insiden Isra’ Mikraj,
b. orang yang menemani nabi Muhammad saw berhijrah ke Madinah.
c. orang yang sangat gigih dalam melindungi orang yang memeluk agama Islam dan
d. Imam shalat sebagai penggati Nabi Muhammad dikala lagi sakit.
Setelah sepakat, Umar bin Khaattab menjabattangan Abu Bakar dan menyatkakan baiatnya kepa Abu Bakar. Lalu diiukti oleh Sa’ad bin Ubadah. Dan Umat Islam seluruhnya.
Abu Bakar menamai dirinya sebagai Khalifaturrosul atau sebagai pengganti Rasul.
2. Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H / 634-644 M)
Sebelum meninggal, Khalifah Abu bakar bertanya kepada para shahabatnya ihwal penunjukan Umar bin Khattab sebagai penggantinya. Beliau menanyakan hal itu kepada Abdurrahman bin Auf, Ustman bin Affan, Asid bin Hudhair Al-Anshary, Said bin Zaid serta sobat-sobatnya dari kaum Muhajirin dan Anshar. Pada umumnya mereka oke dengan Abu Bakar dan kemudian disetujui oleh kaum muslim dengan serempak.
Ketika Abu Bakar sakit, ia memanggil Ustman bin Affah untuk menulis wasiat yang berisi tenttang penunjukan Umar bin Khatab sebagai penggantinya. Tujuanya semoga dikala sepeninggal ia tak ada kecukupan perselisiahan di kalangan umat Islam untuk duduk perkara khalifah.
Keputusan Abu Bakar tersebut diterima oleh Umat Islam. sesampai kemudian mereka secara beramai-rama membaiat Umar sebagai khalifah. Dengan demikian keputusan tersebut bukan keputusan Abu Bakar sendiri namun persetujuan umat muslim semua.
Umar mengumumkan dirinya buka sebagai Khalifaturrosul atau pengganti rosul namun sebagai amirulmukminin atau pengurus urusan orang-orang mukmin. Umar menjabat sebagai Khalifah selama 12 tahun
3. Khalifah Utsman bin Affan ( 23-35 H / 644-656 M)
Ketika Umar sakit keras alasannya ialah tertikam oleh budak persia, Beliau membentuk tim formatur yang terdiri dari Utsman bin Affan, Ali Bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan sa’ad bin Abi Waqqas. Tugas tim formatur menentukan salah seorang diantara mereka sebagai penggantinya. Abdurrahman bin Auf dipercaya menjadi ketua tim formatur.
Setelah Umar bin Khattab wafat, tim formatur mengadakan rapat. Empat orang anggota mengundurkan diri menjadi calon khalifah sesampai kemudian tinggal dua orang yaitu Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Proses pemilihan menghadapi kesulitan, alasannya ialah menurut pendapat umum bahwa masyarakat menginginkan Utsman bin Affan menjadi khalifah. Sedangkan diantara calon penggati Umar bin Khattab terjadi perbedaan pendapat. Dimana Abdurrahman bin Auf cenderung mendukung Utsman bin Affan. Sa’ad bin abi Waqqas ke Ali Bin Abi Thalib.
Hasil janji dan persetujuan umat Islam, maka diangkatlah Utsman bin Affan sebagai penggati Umar bin Khattab. Beliau diangkat diusia ke 70 tahun. Beliau menjadi khalifah selama 12 tahun.
4. Khalifah Ali bin Abi Thalib (35-41 H / 656-661 M )
Setelah meninggal Khalifah Utsman bin Affan, Umat Islam yang tinggal di Madinah galau siapa yang akan menggantikan Utsman bin Affan. Kemudian ada usulan untuk mnengangkat Ali bin Abi Thalib menjadi pengganti Utsman bin Affan. Usulan tersebut disetujui oleh lebih banyak didominasi Umat Islam, kecuali mereka yang pro Muawiyah bin Abi Sufyan.
Pada awalnya, Ali bin abi Thalib menolak proposal usulan tersebut dan tak ingin mendapatkan jabatan khalifah. Dia melihat situasinya kkurang sempurna alasannya ialah kaya terjadi kerusuhan dimana-mana. Menurut ia situasi ini harus diatasi dan dibereskan terlebih dahulu sebelum membicarakan duduk perkara kepemimpinan. Namun desakan sangat kuat, karenanya Ali bin Abi Thalib mendapatkan proposal jabatan khalifah sempurna pada tanggal 23 Juni 656 M.
Ali bin Abi Thalib menghadapi sedikit kelompok yang menuntut pengusutan terhadap pembunuhan Utsman bin Affan. Dan menghukum pelakunya.
Kepemimpinan Khulafaurrosyidin.
Kepemimpinan keempat khulafaurrosyidin berbeda-beda sesuai dengan aksara pribadinya dan situasi masyarakatnya. Pada masa Abu Bakar, Beliau dikenal dengan khalifaturrosul yaitu pengganti rosul sebagai pemimpin agama dan pemerintahan.
Semasa kepemimpinanya yang singkat, ia memprioritaskan penyelesaian problem dalam negeri. Beberapa kelompok berbisnis melepaskan diri dari jamaah Islam. mereka menggangkap sehabis Nabi Muhammad Saw meninggal maka berakhir pula kekuasaan Islam terhadap mereka. Selain itu sedikit orang mengaku sebagai nabi pengganti Rasul. Juga ada yang menolak membayar zakat. Terhadap ketiga pembelot tersebut, Abu Bakar memutuskan untuk memerangi mereka.
Pusat kekuasaan bersifata sentral. Segala kekuputusan ada di tangan Khalifah Abu Bakar. Walaupun begitu, Beliau selalu mengadakan musyawarah dengan para shabatnya sebelum memutuskan sesuatu. Sebagaimana keputusan untuk memerangi orang yang tak membayar zakat. Terjadi musyawarah dengan Umar bin Khattab. Dan alasan bubuk Bakar bahwa tak ada yang memisahkan antara shalat dan zakat.
Disisi lain ia mendapatkan alasan para shahabat pada duduk perkara penulisan al Qur’an. Beliau beralasan bahwa Nabi Muhammad saw tak pernah mencontohkannya. Tapi sehabis mendengar pendapat para shahabat bahwa penulisan itu untuk kemaaslahatan umat, ia menerimnya.
Abu Bakar menunjuk pribadi Umar bin Khattab sebagai penggantinya dengan mempertimbangkan situasi politik yang ada. Beliau khawatir jika pengangkatan melalui proses pemilihan menyerupai pada masanya akan memperkeruh situasi politik. Selain itu semoga pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Islam akan terhambat.
Pada Masa Khalifah Umar bin Khattab, beliau memproklamirkan Amirullmukminin. Beliau memprioritaskan ekspansi Islam. ekspansi Islam mencapai sepertiga dunia. Islam sanggup tersebar hingga ke daratan eropa. Ketegasan dan kebijkasanaan membawa Islam menjadi kekuatan yang diperhitungankan. Posisi Islam menyamai kekuatan besar yaitu romawi dan persia.
Umar bin Khatab menerapkan sistem manajemen pemerintahan yang diadopsi dari Persia. Administrasi pemerintahan mengatur delapan wilayah provinsi yaitu Mekah, Madinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa Departemen didirikan untuk mengatur honor dan pajak tanah sesampai kemudian berdiri Bait al Mal.
Dalam merapikan sistem admnistrasi, Beliau menerapkan kalender hijriah. Penanggal menurut hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah. Dan bulan Muhamram sebagai awal bulan kalender hijriyah.
Dalam proses peralihan kepemimpian, Umar bin Khattab tak memakai cara yang dilakukan oleh Abu Bakar. Beliau lebih menentukan tim formatur yang terdiri dari 6 orang shahabat nabi. Tugasnya untuk menentukan diantara mereka sebagai penggantinya. Melalui proses persidangan tim formatur terpilih Utsman bin Affan sebagai Khlaifah..
Model kepemimpinan Umar bin Khatab dilanjutkan oleh Utsman bin Affan. Beliau mengembang Islam ke sedikit tempat yang belum tercapai pada masa Umar bin Khattab. Perbedaan aksara Utsman dengan Umar bin Khattab menyebabkan model kepemimpinan yang berbeda. Karakter Utsman yang lembut lembut berbeda dengan aksara Umar yang tegas dan keras. Hal ini menyebabkan keecewaan umat Islam. disamping itu Utsman bin Affan diangkat usia 70 tahun. Sesampai kemudian ia memimpin umat Islam sedikit lemah.
Kebijakan yang paling disorot merupakan Kebijakannya pada pengangkatan kerabat keluarganya menduduki jabatan penting. Sebagaimana gubernur-gubernur ydi tempat kekuasaan Islam berasal dari kerabat dekat.
Selain ekspansi Islam, Utsman memperhatikan pembangunan dalam kota menyerupai membangun bendungan pencegah banjir, jalan-jalan, jembatan, masjid, dan ekspansi masjid nabawi. Beliau memperluas daya tampung masjid nabawi yang dibangun pada zaman Nabi Muhammad saw.
Pada duduk perkara suksesi kepemimpinan, Utsman bin Affan tindak meningggalkan pesan. Beliau meninggal terbunuh dalam insiden berdasah dikala ia lagi membaca al Qur;an. Hal itulah yang memperburuk situasi politik sehabis meninggalnya Khalifah Utsman bin Affan di usia 83 tahun.
bin Abi Thalib melanjutkan kepemimpinan utsman bin Affan dalam kondisi tak stabil. Pengangkatan Ali bin Abi Thalib disetuju lebih banyak didominasi umat Islam. namun sebagi pro muawiyah menolak kepemimpinan Ali bin Abi Thalib. Beliau menghadap situasi yang berbeda dengan zaman Abu Bakar dan Umar. Dimana Umat Islam pada masa Abu Bakar dan Umar masih bersatu, mereka terdapat kaya kiprah yang harus dituntaskan menyerupai ekspansi wilayah Islam.
Selain itu kehidupan sosialnya masih sangat mudah dan belum kaya terpengaruh oleh kekayaan dan kedudukan. Sedangkan zaman Ali bin Abi Thalib, wilayah umat Islam sudah luas dan besar, serta perjuangannya sudah terpengaruh oleh motivasi duniawi.
Ali menghadapi kelompok penentang sangat berpengaruh dikala memberlakukan kebijakannya pada pemecatan pejabat-pejabat. Hal ini yang dianggap penyebab munculnya pemberontakan. Beliau menghadapi juga pemberontakan dari Zubair dan Aisyah alasannya ialah dianggap tak menghukum pelaku pembunuhan Utsman bin Affan.
Pertentang keduanya menjadikan perang Jamal atau perang unta alasannya ialah Aisyah menunggang unta dalam peperangan. Pertentangan Ali dengan Muawiyah menjadikan perang Shiffin.
Perang tersebut diakhiri dengan tahkim/arbitras di Daumatul Jandal pada tahun 34 H. Akibat insiden itu, muncul tiga golongan di kalangan umat Islam, yaitu Khawarij, Murjiah, dan Syiah. Ketiganya golongan yang sangat berpengaruh dan mewarnai perkembangan pemikiran dalam Islam
Perselisihan itulah yang menjadi awal berakhirnya pemerintahan Islam dibawah Khulafaur Rasyidin. meskipun terdapat kelemahan-kelemahan, para mahir sejarah menyatakan bahwa pemerintahan Islam masa Khulafaur Rasyidin merupakan masa pemerintahan Islam yang paling mendekati masa pemerintahan Rasulullah saw.
Demikianlah sobat bacaan madani ulasan ihwal model kepemimpinan dan Khulafaurrosyidin. Dari kepemimpinan keempat khulafaurrosyidin berbeda-beda sesuai dengan aksara pribadinya dan situasi masyarakatnya. Sumber Buku SKI Kelas VII Kementerian Agama Republik Indonesia. Jangan lupa share artikel ini apabila bermanfaat dan kunjungi selalu kajian.me untuk update seputar kajian Islam lainnya kajian.me semoga bermanfaat. Aamiin. Sumbernya dari bacaan madani
Nabi Muhammad saw tak mengajarkan pribadi bagaiman menentukan pemimpin sehabis ia meninggal. Secara tak langsung, Islam menyampaikan kebebasan untuk membuat model pemilihan pemimpin. Sejarah pengangkatan khulafaurrosyidin menyampaikan pelajaran berharga bagaimana cara menentukan pemimpin umat.
1. Khalifah Abu Bakar Shidiq (11-13 H / 632-634 M)
Semasa hidup nya, Nabi Muhammad saw tak pernah menitipkan pesan dan menunjuk siapa kelak yang akan menjadi pengganti dan penerus atas kepemimpinan-nya, sesampai kemudian sepeninggal ia terjadilah sedikit perselisihan dikala proses pengangkatan khalifah khusus nya antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar.
Kaum Anshar menyampaikan Saad bin Ubadah sebagai khalifah dari golongan mereka, dan Abu Bakar menyampaikan Umar bin Khatab dan Abu Ubaidah. Abu bakar menegaskan bahwa kaum Muhajirin telah di istimewakan oleh Allah Swt alasannya ialah pada permulaan Islam mereka telah mengakui Muhammad sebagai nabi dan tetap bersamanya dalam situasi apapun, sesampai kemudian pantaslah khalifah muncul dari kaum Muhajirin.
Umar bin Khattab menolak usulan dari Abu Bakar. Umar menyampaikan bahwa bawaha Abu Bakar yang pantasa menjadi khalifah dari kaum Muhajirin. Setelah melalui musyawah, disepakati bahwa Abu Bakar yang pantas menjadi Khalifah. Adapun janji tersebut alasannya ialah Abu Bakar merupakan:
a. orang pertama orang yang mengakui insiden Isra’ Mikraj,
b. orang yang menemani nabi Muhammad saw berhijrah ke Madinah.
c. orang yang sangat gigih dalam melindungi orang yang memeluk agama Islam dan
d. Imam shalat sebagai penggati Nabi Muhammad dikala lagi sakit.
Setelah sepakat, Umar bin Khaattab menjabattangan Abu Bakar dan menyatkakan baiatnya kepa Abu Bakar. Lalu diiukti oleh Sa’ad bin Ubadah. Dan Umat Islam seluruhnya.
Abu Bakar menamai dirinya sebagai Khalifaturrosul atau sebagai pengganti Rasul.
2. Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H / 634-644 M)
Sebelum meninggal, Khalifah Abu bakar bertanya kepada para shahabatnya ihwal penunjukan Umar bin Khattab sebagai penggantinya. Beliau menanyakan hal itu kepada Abdurrahman bin Auf, Ustman bin Affan, Asid bin Hudhair Al-Anshary, Said bin Zaid serta sobat-sobatnya dari kaum Muhajirin dan Anshar. Pada umumnya mereka oke dengan Abu Bakar dan kemudian disetujui oleh kaum muslim dengan serempak.
Ketika Abu Bakar sakit, ia memanggil Ustman bin Affah untuk menulis wasiat yang berisi tenttang penunjukan Umar bin Khatab sebagai penggantinya. Tujuanya semoga dikala sepeninggal ia tak ada kecukupan perselisiahan di kalangan umat Islam untuk duduk perkara khalifah.
Keputusan Abu Bakar tersebut diterima oleh Umat Islam. sesampai kemudian mereka secara beramai-rama membaiat Umar sebagai khalifah. Dengan demikian keputusan tersebut bukan keputusan Abu Bakar sendiri namun persetujuan umat muslim semua.
Umar mengumumkan dirinya buka sebagai Khalifaturrosul atau pengganti rosul namun sebagai amirulmukminin atau pengurus urusan orang-orang mukmin. Umar menjabat sebagai Khalifah selama 12 tahun
3. Khalifah Utsman bin Affan ( 23-35 H / 644-656 M)
Ketika Umar sakit keras alasannya ialah tertikam oleh budak persia, Beliau membentuk tim formatur yang terdiri dari Utsman bin Affan, Ali Bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan sa’ad bin Abi Waqqas. Tugas tim formatur menentukan salah seorang diantara mereka sebagai penggantinya. Abdurrahman bin Auf dipercaya menjadi ketua tim formatur.
Setelah Umar bin Khattab wafat, tim formatur mengadakan rapat. Empat orang anggota mengundurkan diri menjadi calon khalifah sesampai kemudian tinggal dua orang yaitu Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Proses pemilihan menghadapi kesulitan, alasannya ialah menurut pendapat umum bahwa masyarakat menginginkan Utsman bin Affan menjadi khalifah. Sedangkan diantara calon penggati Umar bin Khattab terjadi perbedaan pendapat. Dimana Abdurrahman bin Auf cenderung mendukung Utsman bin Affan. Sa’ad bin abi Waqqas ke Ali Bin Abi Thalib.
Hasil janji dan persetujuan umat Islam, maka diangkatlah Utsman bin Affan sebagai penggati Umar bin Khattab. Beliau diangkat diusia ke 70 tahun. Beliau menjadi khalifah selama 12 tahun.
4. Khalifah Ali bin Abi Thalib (35-41 H / 656-661 M )
Setelah meninggal Khalifah Utsman bin Affan, Umat Islam yang tinggal di Madinah galau siapa yang akan menggantikan Utsman bin Affan. Kemudian ada usulan untuk mnengangkat Ali bin Abi Thalib menjadi pengganti Utsman bin Affan. Usulan tersebut disetujui oleh lebih banyak didominasi Umat Islam, kecuali mereka yang pro Muawiyah bin Abi Sufyan.
Pada awalnya, Ali bin abi Thalib menolak proposal usulan tersebut dan tak ingin mendapatkan jabatan khalifah. Dia melihat situasinya kkurang sempurna alasannya ialah kaya terjadi kerusuhan dimana-mana. Menurut ia situasi ini harus diatasi dan dibereskan terlebih dahulu sebelum membicarakan duduk perkara kepemimpinan. Namun desakan sangat kuat, karenanya Ali bin Abi Thalib mendapatkan proposal jabatan khalifah sempurna pada tanggal 23 Juni 656 M.
Ali bin Abi Thalib menghadapi sedikit kelompok yang menuntut pengusutan terhadap pembunuhan Utsman bin Affan. Dan menghukum pelakunya.
Kepemimpinan Khulafaurrosyidin.
Kepemimpinan keempat khulafaurrosyidin berbeda-beda sesuai dengan aksara pribadinya dan situasi masyarakatnya. Pada masa Abu Bakar, Beliau dikenal dengan khalifaturrosul yaitu pengganti rosul sebagai pemimpin agama dan pemerintahan.
Semasa kepemimpinanya yang singkat, ia memprioritaskan penyelesaian problem dalam negeri. Beberapa kelompok berbisnis melepaskan diri dari jamaah Islam. mereka menggangkap sehabis Nabi Muhammad Saw meninggal maka berakhir pula kekuasaan Islam terhadap mereka. Selain itu sedikit orang mengaku sebagai nabi pengganti Rasul. Juga ada yang menolak membayar zakat. Terhadap ketiga pembelot tersebut, Abu Bakar memutuskan untuk memerangi mereka.
Pusat kekuasaan bersifata sentral. Segala kekuputusan ada di tangan Khalifah Abu Bakar. Walaupun begitu, Beliau selalu mengadakan musyawarah dengan para shabatnya sebelum memutuskan sesuatu. Sebagaimana keputusan untuk memerangi orang yang tak membayar zakat. Terjadi musyawarah dengan Umar bin Khattab. Dan alasan bubuk Bakar bahwa tak ada yang memisahkan antara shalat dan zakat.
Disisi lain ia mendapatkan alasan para shahabat pada duduk perkara penulisan al Qur’an. Beliau beralasan bahwa Nabi Muhammad saw tak pernah mencontohkannya. Tapi sehabis mendengar pendapat para shahabat bahwa penulisan itu untuk kemaaslahatan umat, ia menerimnya.
Abu Bakar menunjuk pribadi Umar bin Khattab sebagai penggantinya dengan mempertimbangkan situasi politik yang ada. Beliau khawatir jika pengangkatan melalui proses pemilihan menyerupai pada masanya akan memperkeruh situasi politik. Selain itu semoga pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Islam akan terhambat.
Pada Masa Khalifah Umar bin Khattab, beliau memproklamirkan Amirullmukminin. Beliau memprioritaskan ekspansi Islam. ekspansi Islam mencapai sepertiga dunia. Islam sanggup tersebar hingga ke daratan eropa. Ketegasan dan kebijkasanaan membawa Islam menjadi kekuatan yang diperhitungankan. Posisi Islam menyamai kekuatan besar yaitu romawi dan persia.
Umar bin Khatab menerapkan sistem manajemen pemerintahan yang diadopsi dari Persia. Administrasi pemerintahan mengatur delapan wilayah provinsi yaitu Mekah, Madinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa Departemen didirikan untuk mengatur honor dan pajak tanah sesampai kemudian berdiri Bait al Mal.
Dalam merapikan sistem admnistrasi, Beliau menerapkan kalender hijriah. Penanggal menurut hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah. Dan bulan Muhamram sebagai awal bulan kalender hijriyah.
Dalam proses peralihan kepemimpian, Umar bin Khattab tak memakai cara yang dilakukan oleh Abu Bakar. Beliau lebih menentukan tim formatur yang terdiri dari 6 orang shahabat nabi. Tugasnya untuk menentukan diantara mereka sebagai penggantinya. Melalui proses persidangan tim formatur terpilih Utsman bin Affan sebagai Khlaifah..
Model kepemimpinan Umar bin Khatab dilanjutkan oleh Utsman bin Affan. Beliau mengembang Islam ke sedikit tempat yang belum tercapai pada masa Umar bin Khattab. Perbedaan aksara Utsman dengan Umar bin Khattab menyebabkan model kepemimpinan yang berbeda. Karakter Utsman yang lembut lembut berbeda dengan aksara Umar yang tegas dan keras. Hal ini menyebabkan keecewaan umat Islam. disamping itu Utsman bin Affan diangkat usia 70 tahun. Sesampai kemudian ia memimpin umat Islam sedikit lemah.
Kebijakan yang paling disorot merupakan Kebijakannya pada pengangkatan kerabat keluarganya menduduki jabatan penting. Sebagaimana gubernur-gubernur ydi tempat kekuasaan Islam berasal dari kerabat dekat.
Selain ekspansi Islam, Utsman memperhatikan pembangunan dalam kota menyerupai membangun bendungan pencegah banjir, jalan-jalan, jembatan, masjid, dan ekspansi masjid nabawi. Beliau memperluas daya tampung masjid nabawi yang dibangun pada zaman Nabi Muhammad saw.
Pada duduk perkara suksesi kepemimpinan, Utsman bin Affan tindak meningggalkan pesan. Beliau meninggal terbunuh dalam insiden berdasah dikala ia lagi membaca al Qur;an. Hal itulah yang memperburuk situasi politik sehabis meninggalnya Khalifah Utsman bin Affan di usia 83 tahun.
bin Abi Thalib melanjutkan kepemimpinan utsman bin Affan dalam kondisi tak stabil. Pengangkatan Ali bin Abi Thalib disetuju lebih banyak didominasi umat Islam. namun sebagi pro muawiyah menolak kepemimpinan Ali bin Abi Thalib. Beliau menghadap situasi yang berbeda dengan zaman Abu Bakar dan Umar. Dimana Umat Islam pada masa Abu Bakar dan Umar masih bersatu, mereka terdapat kaya kiprah yang harus dituntaskan menyerupai ekspansi wilayah Islam.
Selain itu kehidupan sosialnya masih sangat mudah dan belum kaya terpengaruh oleh kekayaan dan kedudukan. Sedangkan zaman Ali bin Abi Thalib, wilayah umat Islam sudah luas dan besar, serta perjuangannya sudah terpengaruh oleh motivasi duniawi.
Ali menghadapi kelompok penentang sangat berpengaruh dikala memberlakukan kebijakannya pada pemecatan pejabat-pejabat. Hal ini yang dianggap penyebab munculnya pemberontakan. Beliau menghadapi juga pemberontakan dari Zubair dan Aisyah alasannya ialah dianggap tak menghukum pelaku pembunuhan Utsman bin Affan.
Pertentang keduanya menjadikan perang Jamal atau perang unta alasannya ialah Aisyah menunggang unta dalam peperangan. Pertentangan Ali dengan Muawiyah menjadikan perang Shiffin.
Perang tersebut diakhiri dengan tahkim/arbitras di Daumatul Jandal pada tahun 34 H. Akibat insiden itu, muncul tiga golongan di kalangan umat Islam, yaitu Khawarij, Murjiah, dan Syiah. Ketiganya golongan yang sangat berpengaruh dan mewarnai perkembangan pemikiran dalam Islam
Perselisihan itulah yang menjadi awal berakhirnya pemerintahan Islam dibawah Khulafaur Rasyidin. meskipun terdapat kelemahan-kelemahan, para mahir sejarah menyatakan bahwa pemerintahan Islam masa Khulafaur Rasyidin merupakan masa pemerintahan Islam yang paling mendekati masa pemerintahan Rasulullah saw.
Demikianlah sobat bacaan madani ulasan ihwal model kepemimpinan dan Khulafaurrosyidin. Dari kepemimpinan keempat khulafaurrosyidin berbeda-beda sesuai dengan aksara pribadinya dan situasi masyarakatnya. Sumber Buku SKI Kelas VII Kementerian Agama Republik Indonesia. Jangan lupa share artikel ini apabila bermanfaat dan kunjungi selalu kajian.me untuk update seputar kajian Islam lainnya kajian.me semoga bermanfaat. Aamiin. Sumbernya dari bacaan madani
0 Response to "Model Kepemimpinan Khulafaurrosyidin"
Posting Komentar