Sejarah Bank Bri, Bank Terbesar Di Indonesia Ternyata Dari Purwokerto - Bayu Site

Sejarah Bank Bri, Bank Terbesar Di Indonesia Ternyata Dari Purwokerto

Sejarah Bank BRI Bank Rakyat Indonesia merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia. Bank yang terdapat kantor pusat di Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Kota Metroppolitan Jakarta ini terhitung sebagai bank pemerintah yang terdapat nasabah terbesar di Indonesia. DPK Bri dikatakan terdapat nilai hingga kemudian 723,8 Triliun, angka Dana Pihak Terbesar yang pernah ada di Indonesia. Belum lagi aset yang dimiliki oleh bank BRI yang tembus di angka 946 Triliun.

Saat ini, Bank BRI terdapat BRI sudah memilliki terdapat 19 kantor wilayah provinsi kemudian 609 kantor cabang pembantu, 984 kantor kas, 5.380 BRI unit, 3.180 teras & teras keliling dan 3 teras kapal. BRI dikenal baik dikalangan atas inginpun kalangan bawah, terutama dengan adanya aktivitas KUR BRI yang membuat BRI semakin menarik minat masyarakat terutama kalangan bawah dan penggiat bisnis kecil menengah.

Keberhasilan bank BRI tak lepas dari Sejarah Bank BRI yang berawal dari Purwokerto. Tak kaya yang tahu bahwa Bank BRI ternyata berawal dari keprihatinan seorang priyayi di Banyumas terhadap sikap rentenir yang kerap kali memperlihatkan bunga pertolongan yang sangat besar terhadap para peminjamnya, sebabnya, Bank BRI kemudian di dirikan untuk menghindarkan masyarakat dari praktik rentenir yang kerapkali mencekik leher masyarakat khususnya di kasta bawah.

Berikut ini akan admin terangkan sejarah Bank BRI yang admin himpun dari sedikit sumber.

 merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia Sejarah Bank BRI, Bank Terbesar Di Indonesia Ternyata Dari Purwokerto

Sejarah Bank BRI untuk Hindari Rentenir


Adalah sosok Raden Bei Aria Wirjaatmaja yang mengingisiasi terbentuknya Bank untuk pertama kalinya, diceritakan bahwa pertama kalinya ide pendirian ini muncul dari isu bahwa ada seorang Guru yang berniat mengadakan pesta besar namun dengan meminjam dana dari Rentenir. Sebagaimana yang diketahui pada umumnya, rentenir kerapkali mematok bunga besar terhadap pertolongan pokok yang pada karenanya mengakibatkan kesulitan pengembalian dari si peminjam.

Mendengar kabar Guru yang meminjam dari rentenir itulah kemudian Raden Bri Aria Wirjaatmaja yang seorang priyayi dan sekaligus pengurus kas mesjid berencana untuk membuat forum pertolongan uang bagi pegawai Pangreh Pradja biar tak terikat oleh rentenir. Untuk merealisasikan niatnya itu, pada tahun 1894,  Raden Bei Aria mendirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden, masyarakat kemudian lebih bersahabat menyebutnya Bank Priyayi kala itu.


Pada 16 Desember 1895, E. Sieburgh yang pada ketika itu menjabat sebagai Asisten Residen Banyumas, membantu Raden Bei untuk menimbulkan Bank Priyayi tersebut menjadi sebuahlembaga yang resmi yang kemudian dimengganti nama menjadi Hulp - en Spaarbank der Inlandsche Bestuur Ambtenaren (Bank Bantuan dan Simpanan Milik Pegawai Pangreh Praja Berkebangsaan Pribumi). Dua tahun kemudian, pada tahun 1897, bank tersebut di rubah total dengan penataan ulang serta di mengganti nama menjadi i Poerwokertosch Hulp Spaar en Landbouw Kredietbank (Bank Bantuan Simpanan dan Kredit Usaha Tani Purwokerto). 

Perubahan tersebut dilakukan oleh De Wolf yang menjadi pengmengganti E. Siedburg, keputusan tersebut setaknya ada ekspansi kebijakan yakni menyalurkan pertolongan bukan hanya kepada kaum priyayi saja namun juga kepada para pegawai yang bekerja di kabupaten untuk mendapat kredit tentunya apabila lolos dengan persyaratan tertentu.
Poerwokertosch Hulp Spaar en Landbouw Kredietbank kemudian lebih dikenal dengan nama Volksbank atau secara harfiah di sebut Bank Rakyat. Perkembangan Bank Rakyat tersebut kemudian menginspirasi kawasan lain yang terdapat tangan kanan langsung untuk mendirikan lambaga keuangan yang serupa. Dari sinilah kemudian dibentuklah bank - bank serupa serta lumbung - lumbung desa yang kemudian menjadi BKD serta KUD.

Pada tahun 1912, pemerintah hindia belanda mendirikan kas pusat melalui keputusan Raja belanda dengan No. 118 tanggal 10 Juli 1912, yang tertuang dalam keputusan Saatblad 1912 No. 392 Dengan mengambil nama forum yakni Centraale Kas Voor Het Volkskredietweswen. 


Keputusan Pemerintah Hindia belanda tersebut ternyata membuat bank rakyat kurang berkembang, melihat situasi tersebut Volksraad tetapkan untuk melaksanakan perubahan yakni dengan dibentuknya Algemene Wolksredietbank ( AVB ). Secara simpel, AVB berbisnis menggabungkan sedikit bank rakyat biar bank rakyat ( Volksbank Lokal ) tak terjadi kebangkrutan.

Pada masa pemerintahan Jepang, di tahun 1942 hingga kemudian 1945, Algemene Volksredietbank secara resmi ditutup dan dimengganti nama menjadi Syomin Ginko, AVB dihilangkan dan dibuat menjadi Syomin Ginko oleh Penguasa Militer Jepang ( Gunseikan ). Syomin Ginko pada ketika itu juga dimanfaatkan pemerintah Jepang untuk membantu biaya peperangan di Nusantara. 

Pasca Proklamasi Kemerdekaan, Syomin Ginko dirubah kembali menjadi BANK RAKYAT INDONESIA ( BRI ). Inilah kali pertama BRI dikuasai secara de fakto oleh pegawai Indonesia, Direksi utama pertama BRI merupakan M. Harsoadi, yang dibantu oleh M. Soegijono Tjokrowirono  yang menjabat direktur, serta M. Soemantri  yang menjabat administrator sekaligus merangkap sekretaris).

Pada tanggal 22 Februari 1946 pemerintah mengeluarkan PP untuk mengatur BRI. Pada pasal 2 PP  dinyatakan bahwa kawasan kerja BRI meliputi seluruh Indonesia. Melalui keputusan pemerintah tersebut, BRI telah dinyatakan secara De Jure inginpun De Fakto sebagai Bank Pemerintah Pemerintah pertama. 

Presiden pertam Indonesiapun memprakarsai penggabungan BRI dengan Bank Tani Negara dan Nederlandsche Handels Maatschappij (NHM) yakni perbisnisan Belanda yang telah dinasionalisasi pada 1960 menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN). BKTN merupakan penyokong revolusi agraria yang dicetuskan pada 24 September 1960 yang bertugas membantu bisnis-bisnis koperasi, pada umumnya, serta kaum tani dan nelayan pada khususnya.

Presiden Soekarno selanjutnya melaksanakan langkah strategis yakni dengan menggabungkan BRI dengan Bank Tani Negara dan NHM yang merupakan perbisnisan belanda yang telah dinasionalisasikan di tahun 1960 kemudian dirubah menjadi Bank Koperasi Tani nelayan. 

Hingga kemudian, Sejak 1 Agustus 1992 Undang Undang perbankan tetapkan keputusan  No. 7 tahun 1992 dan PP RI No. 21 tahun 1992 Bank BRI dirubah menjadi Perseroan Terbatas. Di tahun 2003, Pemerintah kemuaian tetapkan untuk menjual 30% saham bank BRI, sesampai kemudian menjadi perbisnisan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., 

Demikianlah artikel perihal sejarah bank bri yang sanggup admin paparkan. Semoga bermanfaat untuk wawasan perbankan.

Sumber :
1. Wikipedia
2. Majalah Tempo
3. ib.bri.co.id

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Sejarah Bank Bri, Bank Terbesar Di Indonesia Ternyata Dari Purwokerto"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel